Kamis, 27 Februari 2014

Akhirnya

Akhirnya. Kata yang rasanya selalu saya tunggu-tunggu. Kata yang saya kira sudah bisa saya ucapkan untuk menutup bulan ini. Seperti ketika akhirnya saya sidang skripsi, momment yang sudah ditunggu-tunggu untuk diberitahukan kepada kedua orang tua saya. Mungkin kata ini ternyata efeknya seperti yang orang-orang katakan tentang narkoba. Nagih, tapi efeknya hanya sementara. Karena ketika akhirnya momment ini datang saya masih harus kembali ke kenyataan kalau tanggal ujian skripsi saya tidak memungkinkan saya untuk wisuda bulan februari ini. Rentetan rencana sebelum sampai sesudah hari penting bersama teman seperjuangan-pun hilang bersama air mata saya. Lagi, dan lagi, saya harus mengecewakan kedua orang tua saya. Dan kenyataan lain kalau saya bersama dosen penguji berinisial 'mawar' itu, meninggalkan saya bersama seabrek revisi yang sampai bulan inipun belum selesai. Really it sucks.
Saya benci tahap ini, proses menuju dewasa sepertinya akan selalu mejadi yang paling sulit. Sama sulitnya ketika saya harus meninggalkan mereka, atau sebaliknya. Ya, mereka adalah teman yang sudah seperti keluarga. Berkumpul bersama mereka selalu jadi obat suntuk paling ampuh. Saya bersyukur masih bisa memiliki mereka sampai ketika sekarang saya seharusnya sudah pulang ke rumah. Sekarang mereka sedang mencari masa depannya masing-masing, doa saya selalu yang terbaik untuk mereka. Tuhan, izinkan saya berkumpul bersama mereka lagi ketika kami sudah mendapatkan semuanya, amin :)
Hal yang ternyata lebih sulit lagi adalah meninggalkan kamar ini. Ketika akhirnya harus memasukan barang-barang itu kembali. Membiarkan ruangan ini sama seperti empat tahun lalu ketika saya memilih untuk tinggal disini.Kamar yang selalu menjadi tempat singgah siapaun sebelum ke kamarnya masing-masing atau singgah untuk sekedar 'ngadem' di siang bolong. Kamar yang selalu penuh dengan barang-barang dan makanan yang entah punya siapa saja. Kamar yang hampir tidak pernah sepi selain pemiliknya sedang ingin tidur 'serius' atau sedang bad mood dan mengunci rapat-rapat kamar dan jendela.
Hari ini tepat tanggal 28 Februari, yang artinya waktu saya hanya kurang dari lima-belas hari untuk akhirnya benar-benar meninggalkan kamar ini, wisma ini, ibu kosan ter-fenomenal, teman-teman super, komplek dengan orang-orang rese, berbagai macam bentuk burjo gaul, salon cuci-catok 'goceng', gading mas sahabat anak kosan, jalan kaliurang super fancy, kakek 'The Beatles' wanna be dengan gitar dan harmonikanya, platinum warnet yang tetap dihati, kampus biru, rooftop perpus, jogging sore di gsp dengan tujuan cuci mata, sunmor, sholat teraweh di maskam ala-ala mejeng nyari cowo, ayam geprek cabe 5, angkringan yang 'katanya' harga mahasiswa, buku murah togamas, cha-cha taro smoothies with pearl, es kopi bang jo dengan mas-mas sok asik (untung ada yang ganteng), jalan-jalan suntuk ke malioboro, acara gratis di TBY, alun-alun dengan the never ending sekaten, dan yang lain, dan yang lain. Ah, tau kan kenapa koper saya tidak cukup untuk memasukan itu semua untuk dibawa pulang. ternyata kata 'akhirnya' yang saya pikir akan selalu menyenangkan, tidak bekerja seperti apa yang saya pikirkan. Terimakasih Yogyakarta, 4 tahun ini akan selalu menjadi istimewa.