Minggu, 05 Oktober 2014

upside down

I have been working for about 4 months. Doing a routine, the thing when you do a routine is sometimes you will meet the same person and the same thing everyday. And the thing about change is you will never know when it will strike your life or your routines. Today, oct 6th, feels so weird. This is my first day without my kindhearted manager, and my last day take a car to go to work as my uncle resign from his current job. And its getting weird as the person i used to meet while waiting for a bus is not the person i usually met, mas mas yg selalu turun di jl. Surabaya, kenek kenek perempuan yang mungkin tinggal di halte itu, bapak bapak penjual minuman di sepeda, the one and only tukang ojek di halte itu setiap pagi, bapak bapak penjual bubur ayam, hilang, berubah dengan sosok sosok baru. It feels really weird when you still do the same thing, the same place with a totally different people. Perubahan itu menyeramkan, menakutkan. Dia bisa datang kapan saja when you feel like your life is absolutely fine, but then it come and put your life upside down.

Kamis, 02 Oktober 2014

7 years

7 years is not a short time. By tomorrow my manager will not working with us again. This month is my 4 months working in this company. 4 months is enough for me to know that he is such a good person, a leader yet a friend. As im a newbie here, he always told me to do better and ask whenever you want, he helped me much. i'm such a lucky to be able to know him as my first manager. I'm surely sad, so do with my team mates. We know he go for good. As thinking he will go by tomorrow, i just wondering how it feels like to leave your job After about 7 years. For i do feel really sad when i had to leave jogja after 4 years. Can't imagine if its 7 years.

Kamis, 27 Februari 2014

Akhirnya

Akhirnya. Kata yang rasanya selalu saya tunggu-tunggu. Kata yang saya kira sudah bisa saya ucapkan untuk menutup bulan ini. Seperti ketika akhirnya saya sidang skripsi, momment yang sudah ditunggu-tunggu untuk diberitahukan kepada kedua orang tua saya. Mungkin kata ini ternyata efeknya seperti yang orang-orang katakan tentang narkoba. Nagih, tapi efeknya hanya sementara. Karena ketika akhirnya momment ini datang saya masih harus kembali ke kenyataan kalau tanggal ujian skripsi saya tidak memungkinkan saya untuk wisuda bulan februari ini. Rentetan rencana sebelum sampai sesudah hari penting bersama teman seperjuangan-pun hilang bersama air mata saya. Lagi, dan lagi, saya harus mengecewakan kedua orang tua saya. Dan kenyataan lain kalau saya bersama dosen penguji berinisial 'mawar' itu, meninggalkan saya bersama seabrek revisi yang sampai bulan inipun belum selesai. Really it sucks.
Saya benci tahap ini, proses menuju dewasa sepertinya akan selalu mejadi yang paling sulit. Sama sulitnya ketika saya harus meninggalkan mereka, atau sebaliknya. Ya, mereka adalah teman yang sudah seperti keluarga. Berkumpul bersama mereka selalu jadi obat suntuk paling ampuh. Saya bersyukur masih bisa memiliki mereka sampai ketika sekarang saya seharusnya sudah pulang ke rumah. Sekarang mereka sedang mencari masa depannya masing-masing, doa saya selalu yang terbaik untuk mereka. Tuhan, izinkan saya berkumpul bersama mereka lagi ketika kami sudah mendapatkan semuanya, amin :)
Hal yang ternyata lebih sulit lagi adalah meninggalkan kamar ini. Ketika akhirnya harus memasukan barang-barang itu kembali. Membiarkan ruangan ini sama seperti empat tahun lalu ketika saya memilih untuk tinggal disini.Kamar yang selalu menjadi tempat singgah siapaun sebelum ke kamarnya masing-masing atau singgah untuk sekedar 'ngadem' di siang bolong. Kamar yang selalu penuh dengan barang-barang dan makanan yang entah punya siapa saja. Kamar yang hampir tidak pernah sepi selain pemiliknya sedang ingin tidur 'serius' atau sedang bad mood dan mengunci rapat-rapat kamar dan jendela.
Hari ini tepat tanggal 28 Februari, yang artinya waktu saya hanya kurang dari lima-belas hari untuk akhirnya benar-benar meninggalkan kamar ini, wisma ini, ibu kosan ter-fenomenal, teman-teman super, komplek dengan orang-orang rese, berbagai macam bentuk burjo gaul, salon cuci-catok 'goceng', gading mas sahabat anak kosan, jalan kaliurang super fancy, kakek 'The Beatles' wanna be dengan gitar dan harmonikanya, platinum warnet yang tetap dihati, kampus biru, rooftop perpus, jogging sore di gsp dengan tujuan cuci mata, sunmor, sholat teraweh di maskam ala-ala mejeng nyari cowo, ayam geprek cabe 5, angkringan yang 'katanya' harga mahasiswa, buku murah togamas, cha-cha taro smoothies with pearl, es kopi bang jo dengan mas-mas sok asik (untung ada yang ganteng), jalan-jalan suntuk ke malioboro, acara gratis di TBY, alun-alun dengan the never ending sekaten, dan yang lain, dan yang lain. Ah, tau kan kenapa koper saya tidak cukup untuk memasukan itu semua untuk dibawa pulang. ternyata kata 'akhirnya' yang saya pikir akan selalu menyenangkan, tidak bekerja seperti apa yang saya pikirkan. Terimakasih Yogyakarta, 4 tahun ini akan selalu menjadi istimewa.